Kamis, 16 Oktober 2014

Seberkas Rindu

            Kak, maaf udah lama aku enggak menyapa kamu melalui tulisan seperti ini. Jangan beranggapan yang aneh-aneh tentang diriku lagi! Karena bagiku kamu masih sama seperti dulu. Saat ada disampingku dan saat jauh dariku kamu tetap menjadi alasanku untuk bangkit. Mungkin karena sifatku yang selalu ingin menang masih sama seperti dulu. Aku tidak mau dikalahkan oleh kekasihmu. Supaya kamu menyesal karena telah melewatkanku dari bagian hatimu.
            Kemarin aku memimpikanmu, kak. Aku bermimpi kamu mengajakku jalan-jalan dengan motormu seperti dulu. Kamu masih sama seperti dulu, tanganmu yang terasa gerah saat ku pegang membuatmu lebih nyaman memegang tanganku yang selalu basah ini. Ingin sekali aku mendapatkan kabar tentangmu, kau masih memimpikanku dan kau masih mengharapkanku. Ingin sekali aku dengar curahan itu.
            Ah lagi-lagi aku menyesali perpisahan kita. Lagi-lagi aku merindukanmu. Kadang aku muak dengan lagi-lagi ini, aku terlalu payah menghadapi kerinduan. Aku terlalu lemah tentang hatimu.
            Aku tidak bisa meninggalkan bekas tulisanku sendiri. Yang tergurat terlalu dalam hingga meninggalkan bekas perih karena memikirkanmu. Kenangan ini ingin sekali ku buang. Aku ingin hidup tenang tanpa memikirkanmu. Namun abdi cintamu masih terasa sampai sekarang. Cinta remaja yang terlalu dini tapi sangat dewasa dalam memahami. Kau usahakan untukku, seolah nyawa aku minta akan kau berikan.

            Mungkin kita telah lupa caranya mengusahakan, hingga perpisahan itu seolah menjadi tamparan paling keras buat kita bahwa mencari ganti bukan jalan terbaik untuk mengubur masa lalu. 

Tidak ada komentar :

Posting Komentar

Free Dance Dance Revolution 1 fast Cursors at www.totallyfreecursors.com