aku lelah memujimu dan kini aku ingin muntahkan rasa pahit yang slama ini aku tahan dimulutku
kau memang pintar tapi kau pura-pura bodoh untuk aku
kau satu hati denganku tapi kau tak pernah tau rasanya hatiku
kau seiman denganku tapi tak kau siratkan dimukamu
mulutmu yang meluluhkanku tapi mulutmu juga yang membiarkan air mataku membanjiriku
kau boleh lihat dibelakangmu, tapi jangan kau coba hancurkan depanku dengan belakangmu
mungkin kau tak pernah tau rasanya dipenjarakan
atau mungkin kau tau tapi malah mencobakannya untukku
lihat juga mentari yang menghangatkan bumi tapi
apa kau tak sadar bila lama-lama kau berada disitu dia akan membakar kulitmu
itulah rasaku kepadamu
kehangatanmu telah membakar kulitku yang kian menjalar menuju nyawaku
kau memang pintar tapi kau pura-pura bodoh untuk aku
kau satu hati denganku tapi kau tak pernah tau rasanya hatiku
kau seiman denganku tapi tak kau siratkan dimukamu
mulutmu yang meluluhkanku tapi mulutmu juga yang membiarkan air mataku membanjiriku
kau boleh lihat dibelakangmu, tapi jangan kau coba hancurkan depanku dengan belakangmu
mungkin kau tak pernah tau rasanya dipenjarakan
atau mungkin kau tau tapi malah mencobakannya untukku
lihat juga mentari yang menghangatkan bumi tapi
apa kau tak sadar bila lama-lama kau berada disitu dia akan membakar kulitmu
itulah rasaku kepadamu
kehangatanmu telah membakar kulitku yang kian menjalar menuju nyawaku
Tidak ada komentar :
Posting Komentar