Sahabat kau beri siliran angin tuk menyejukkan kulitku
kau pernah menangis karena resahku
bahkan kau pernah sayatkan pisau dinadimu hanya untuk kebahagiaanku
kau korbankan tenaga,perasaan,dan waktumu tuk temaniku
namun
cerita kita tlah tersudahi
seperti isi kacang yang enggan menyapa kulitnya
sekarang kau relakan aku demi ego mu
kau hempaskanku layaknya lautan pada ombaknya
kau tipu diriku dengan pedang dilidahmu
aku relakanmu wahai sahabatku
biarlah kisah kita terkubur didalam endapan derita
agar dari kita malas tuk mengigatnya
dan anggap kita tak pernah kenal selamanya
kau pernah menangis karena resahku
bahkan kau pernah sayatkan pisau dinadimu hanya untuk kebahagiaanku
kau korbankan tenaga,perasaan,dan waktumu tuk temaniku
namun
cerita kita tlah tersudahi
seperti isi kacang yang enggan menyapa kulitnya
sekarang kau relakan aku demi ego mu
kau hempaskanku layaknya lautan pada ombaknya
kau tipu diriku dengan pedang dilidahmu
aku relakanmu wahai sahabatku
biarlah kisah kita terkubur didalam endapan derita
agar dari kita malas tuk mengigatnya
dan anggap kita tak pernah kenal selamanya
Tidak ada komentar :
Posting Komentar